Oleh : SYUKUR
MATUR, S.Pd
(Ketua Tim
Literasi / Guru SMP Negeri 4 Nubatukan)
Memperingati
Hari Ulang Tahun Pramuka ke-61 kali ini tepatnya 14 Agustus 2022 dengan tema
“Mengabdi Tanpa Batas Untuk Membangun Ketangguhan Bangsa”. Tangguhnya sebuah
bangsa tentunya tidak akan terlepas dari karakter sebuah bangsa. Karakter itu
terbentuk salah satunya dari kegiatan pramuka
Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana. Artinya jiwa muda
yang suka berkarya. Pramuka bukan hanya dikenal di kancah Indonesia namun pramuka
ini juga dikenal di kancah dunia. Bapak pandu dunia Robert Banden-Powell
memaknai pramuka sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan karena dalam
jenis-jenis kegiatan dari pramuka atau teknik – teknik dari pramuka
sesungguhnya didominasi dengan kegiatan-kegiatan yang menghibur para peserta didik. Dalam beberapa kegiatan itu
karakter peserta didik bisa terbantuk. Misalnya mental peserta didik,
kedisplinan, kebersamaan, kemandirian, kepemimpinan dan masih banyak lagi unsur
yang mempunyai pengaruh positif terhadap kepribadian peserta didik itu sendiri.
Pendidikan
di indonesia beberapa tahun silam bahkan sampai dengan sekarang cenderung untuk
mengedepan aspek akademis dan kecerdasan. Sedangkan aspek karakter peserta
didik di abaikan. Sikap dan perilaku serta mental peserta didik juga harus
didapatkan melalui pendidikan karakter. Salah satu wadah yang dapat membina dan
membentuk karakter peserta didik adalah pramuka.
Pramuka
mulai terasa penting ketika masuk dalam struktur karikulum nasional yaitu
kurikulum 2013 (K-13) dan menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler wajib.hal
ini tertuang dalam permendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang kependidikan
kepamukaan sebagai ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum
yang mempunya banyak penilaian diberbagai ranah untuk peserta didik. Pramuka merupakan
sebuah wahan pembentukan karakter peserta didik. Karena di dalam pramuka
peserta didik dilatih untuk mandiri, kerjasaman, solidaritas, keberanian dan
lain sebagainya. Hal ini sangat berguna sebagai penyeimbang dalam kegiatan
pembelajaran untuk kurikulum formal yang selama ini lebih fokus pada beberapa
aspek penialain. Dan semua apek penilaian yang sudah diisyaratkan dalam
kurikulum harus dilalu oleh peserta didik. Diantaranya ranah kognitif (
pengetahuan) dan ranah psikomotorik (keterampilan). Untuk itu dengan adanya
kegiatan pramuka tersebut akan mampu menghadirkan kecerdasan peserta didik pada
aspek sikap dan perilaku peserta didik (ranah afeksi).
Pada
tahun pelajaran 2022/2023 hadirnya kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka yang menggantikan
kurikulum 2013 (K-13) yang juga masih menjadikan pramuka sebagai wahana penting
dalam pengembangan karakter peserta didik. Dalam implemntasi kurikulum merdeka
membuka ruang untuk penguatan karakter melalui salah satu kegiatan
ekstrakurikuler wajiba yaitu kegiatan pramuka. Hal ini sangat berkaitan erat
dengan Profil Pelajar Pancasila yaitu semangat gotong royong, tenggang rasa,
tolerasi dan kreativitas. Karena dalam pengembangan kepribadian dan kecakapan semuanya
merupakan isi otak dari pramuka itu sendiri.
Pramuka
memiliki isi otak yang akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata di lembaga
pendidikan dan dimasyarakat adalah Dasa
Darma dan Tri Satyia. “Dasa Darma” artinya sepuluh kebijakan yang harus
dipegang teguh dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan “Tri Satya” merupakan
tiga janji pramuka yang juga harus dipegang teguh oleh seorang yang berjiwa pramuka.
Kedua jenis isi otak itu merupakan sumpah ataupun janji yang harus
diaplikasikan dalam hidup sehari – hari. Karena kehendak kurikulum dalam
merubah karakter peserta didik salah satunya dapat dibentuk oleh pramuka, maka
pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib yang harus dijalankan pada
lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas.
Tahun
pelajaran 2022/2023 merupakan momen kembalinya semua kegiatan ekstra kurikuler
wajib yang menghilang semenjak Indonesia dilanda oleh wabah yang sangat
barbahaya sepanjang zaman yaitu covid-19. Salah satunya pramuka yang sudah tiga
tahun vakum tanpa ada aura. Kevakuman kegiatan pramuka tersebut membuat karakter
peserta didik menjadi tidak terkontrol. Hal ini terjadi pada semua jenjang
pendidikan baik dari tingkat dasar (SD) sampai tingkat menengah atas (SMA). Ini
merupakan kondisi nyata yang sekarang dihadapi oleh semua tenaga pendidik
(guru) di setiap lembaga pendidikan. Sedangkan awal mulanya pembentukan
karakter adalah dari kaluarga. Pada masa pandemi covid-19 sistem pembelajaran
berubah total. Pembelajaran yang dilaksankan disekolah harus kembali dilakukan
di rumah. Dan ketika di rumah peran orangtua menjadi sangat penting dalam
merubah karakter anak. Begitu pula dengan sistem pembelajaran. Dari pembelajaran
tatap muka menjadi pembelajaran tanpa tatap muka. Lagi pula sistem penilaian
yang diberikan kepada peserta didik juga berubah total. Mengutamakan kuatitas
mengabaikan kualitas dan sikap. Dan pada tahun ini kegiatan pramuka kembali
dilaksanakan untuk kembali membina karakter peserta didik. Hampir semua jenjang
lembaga pendidikan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler wajib ini.
Foto Apel HUT Pramuka
ke-61 SMPN 4 Nubatukan
SMP
Negeri 4 Nubatukan Kabupaten Lembata merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang melaksankan kemah pramuka di bumi perkemahan SMP Negeri 4 Nubatukan.
Sebagai salah satu lembaga pendidkan yang terletak di jantung kota merasa perlu
untuk merubah dan membentuk karakter peserta didik yang berjiwa pramuka. Kegiatan
kemah pramuka yang laksanakan selama dua hari tersebut dengan tujuan untuk
menghilangkan kebiasaan-kebiasaan peserta didik selama masa pandemi terutama
pada karakter peserta didik. Selain itu mempersiapkan diri untuk pembelajaran
tatap muka secara normal.
Karakter
peserta didik sekarang ini merupakan karakter yang dibentuk dan dipengaruhi
oleh berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan karakter yang
bentuk dari kegiatan pramuka. Karena pengaruhnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) terhadap peserta didik bisa berdampak positif bisa juga berdampak
negatif. Dampak positifnya adalah mengenali peserta didik sejak dini dengan
penggunaan peralatan yang berkaitan dengan kemajuan IPTEK dalam menghadapi generasi
4.0. Sedangkan dampak negatifnya adalah berkurang bahkan hilangnya karakter peserta
didik dalam hidup sosial kemasyarakatan. Namun ketika kegiatan kemah pramuka
yang kembali dilaksakan karakter peserta didik akan akan terbentuk secara baik
karena di bumi perkemahan semua isi otak pramuka dibelajarkan. Dengan adanya
pramuka maka jiwa-jiwa generasi muda akan melahirkan jiwa-jiwa yang suka berkarya.
Komentar
Posting Komentar